SEMAR
Dalam cerita pewayangan Ki Lurah Semar jumeneng sebagai seorang
Begawan, namun ia sekaligus sebagai simbol rakyat jelata. Maka Ki Lurah Semar
juga dijuluki manusia setengah dewa. Dalam perspektif spiritual, Ki Lurah Semar
mewakili watak yang sederhana, tenang, rendah hati, tulus, tidak munafik, tidak
pernah terlalu sedih dan tidak pernah tertawa terlalu riang. Keadaan mentalnya
sangat matang, tidak kagetan dan tidak gumunan. Ki Lurah Semar bagaikan air
tenang yang menghanyutkan, di balik ketenangan sikapnya tersimpan kejeniusan,
ketajaman batin, kaya pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan. Ki Lurah Semar
menggambarkan figur yang sabar, tulus, pengasih, pemelihara kebaikan, penjaga
kebenaran dan menghindari perbuatan dur-angkara.
Ki Lurah
Semar juga dijuluki Badranaya, artinya badra adalah rembulan, naya wajah. Atau
Nayantaka, naya adalah wajah, taka : pucat. Keduanya berarti menyimbolkan bahwa
Semar memiliki watak rembulan. Dan seorang figur yang memiliki wajah pucat,
artinya Semar tidak mengumbar hawa nafsu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar